Rabu, 01 Juli 2009

KOREAN
Lewati Perolehan yang Diraih Taegeukgi
King and The Clown Pecahkan Rekor Film Terlaris Korea
[ Tayang: 1-Jan-1970 07:00 WIB ]
Artikel Terkait:
King and the Clown Bersaing ke Ajang Oscar
King and The Clown Diharapkan Pecahkan Rekor Baru
Demam Lee Joon-Gi Mulai Masuk ke Taiwan
Berita HOT:
NEWSMenhan:"Masih Bisa Ditolelir TNI"
PROGRAMShella
PROGRAMShadow Creature
PROGRAMCinta Dalam Luka
indosiar.com, Korea - Masih ingat dengan Taegeukgi yang dinobatkan sebagai film dengan raihan penonton terbanyak di Korea sepanjang masa? Setelah hampir tiga tahun, gelar tersebut secara resmi akhirnya berpindah tangan.
Tidak main-main, film yang menggantikan posisinya adalah King and The Clown yang selama belasan pekan masih bertengger di tiga besar box-office Korea. Hingga perhitungan terakhir, jumlah penonton telah mencapai 12 juta orang di seluruh negeri Ginseng.
Bukan tidak mungkin, jumlah itu terus bertambah karena masih banyaknya orang yang penasaran dengan film yang langsung melejitkan si 'cantik' Lee Joon-gi sebagai aktor muda Korea paling diminati saat ini.
Yang membuat raihan spektakuler itu semakin istimewa adalah berbeda dengan Taegeukgi, yang menampilkan dua superstar Jang Dong-gun dan Won Bin serta dibuat dengan ongkos produksi tinggi, King and The Clown digarap dengan bujet dibawah rata-rata namun dikemas dengan teknik prima dan alur cerita yang kuat.
King and The Clown sendiri mengisahkan tentang cerita fiktif yang mengisahkan hubungan tiga tokoh sejarah jaman Chosun yaitu Raja Yonsan yang kejam, selirnya Chang Nok-su serta seorang badut/penghibur istana bernama Kong-gil dan diambil dari sebuah drama panggung populer Yi.
Direncanakan bakal dibuat pertunjukan musikalnya dalam waktu dekat, film ini juga menghadirkan fenomena yang disebut Wangnam Pein yang mendeskripsikan orang-orang yang saking maniaknya sampai menonton King and The Clown berkali-kali di bioskop.......(berbagai sumber/mdL)

Fil-film terlaris di indonesia

Yuk...! Nonton Film-Film Terlaris Indonesia
Jumat, 20/3/2009

Ist
Naga Bonar Jadi 2
JAKARTA, KOMPAS ENTERTAINMENT -- Sejumlah film terlaris di Tanah Air, dengan penonton di atas satu juta, akan kembali diputar di bioskop. Dijadwalkan film tersebut akan diputar di Taman Ismail Marzuki (TIM) 2I, Jakarta, pada tanggal 23-29 Maret mendatang. Menurut HM Firman Bintang, wakil ketua Yayasan Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (YPPHUI), dalam siaran persnya, Jumat, mengatakan, film-film tersebut merupakan film produksi 2004-2008, yang berhasil meraih jumlah penonton yang cukup fantastis untuk ukuran penonton Indonesia saat ini. Ketujuh film tersebut yakni Laskar Pelangi arahan sutradara Riri Riza, yang telah ditonton oleh 4,6 juta penonton, Ayat-Ayat Cinta (3,5 juta), Heart (1,060,000), Get Married (1,3 juta), Eiffel I'm Love (3 Juta), Virgin (1,5 juta), dan Naga Bonar Jadi 2 (1,250,000). Menurut Firman, kegiatan bertajuk "Pekan Film Indonesia Terlaris", merupakan bagian dari perayaan menyambut Hari Film Nasional ke-59, yang jatuh pada tanggal 30 Maret mendatang. "Kegiatan ini juga mengingatkan sekaligus memotivasi insan film nasional untuk meningkatkan kualitasnya melahirkan karya yang lebih bermutu, di tengah maraknya film-film yang nyaris sejenis," katanya. Untuk menonton film-film tersebut, pihak penyelenggara akan mematok tiket seharga Rp 10.000 untuk setiap filmnya. "Hasil dari penjualan tiket tersebut seluruhnya akan disumbangkan untuk pembenahan sinematek Indonesia," katanya.Saat ini, lanjut Firman, keberadaan Sinematek perlu mendapat perhatian serius, seiring perkembangan film Indonesia yang kembali bergairah. "Sinematek perlu pembenahan mulai dari manajemen hingga sarana. Sedikit sekali orang yang memahami peran dan fungsi sinematek. Sekarang ini, ada yang menggapnya hanya sebagai gudang saja. Padahal keberadaannya sangat penting sebagai sarana studi dan pendokumentasian film-film nasional kita di masa yang akan datang," ujarnya. Berikut jadwal pemutaran film "Pekan Film Indonesia Terlaris"- Ayat-Ayat Cinta: Senin, 23 Maret - Heart: Selasa, 24 Maret- Get Married: Rabu, 25 Maret- Eiffel I'm Love: Kamis, 26 Maret- Virgin: Jumat, 27 Maret- Naga Bonar: Sabtu, 28 Maret- Laskar Pelangi: Minggu, 29 Maret (EH)

Film terlaris

Ji FFest akan Putar 10 Film Indonesia Terlaris
Jakarta Internasional Film Festival (JiFFest) ke-10 akan segera dibuka pada 5-9 Desember mendatang, bakal diramaikan film anak bangsa.Ajang bergengsi tersebut rencananya akan memutar ratusan film dari berbagai pelosok dunia. Menariknya, ajang ini juga akan memutar 10 film nasional terlaris sepanjang sepuluh tahun terakhir.Sementara itu, menurut Direktur JiFFest, Lalu Rois Amri, dalam keterangan di Jakarta mengatakan berkaitan dengan 10 tahun JiFFest juga akan digelar The 10 Years of Indonesian Film Revival, yaitu sebuah program memutar 10 film Indonesia yang terlaris sepanjang 10 tahun belakangan.“Untuk masuk kategori ini, sebuah film harus mendatangkan sedikitnya 1,3 juta penonton di bioskop, dan 10 film tersebut kami pilih berdasarkan data perolehan jumlah penonton dari produsernya,” ungkap Lalu.Diantara film-film yang akan diputar seperti, ‘Petualangan Sherina’, ‘Jelangkung’, ‘Ada Apa Dengan Cinta?’, ‘Ayat-Ayat Cinta’, dan ‘Laskar Pelangi’.Dilain sisi JiFFest merupakan sebuah acara kebudayaan semacam wisata menonton yang bertaraf internasional. Setiap bulan Desember setiap tahunnya JiFFest memberikan tontonan film-film Indonesia dan internasional. Selain itu, ajang ini juga menggelar kompetisi film cerita dan pelatihan-pelatihan penyutradaraan maupun penulisan naskah film.

Movie

Daftar Pemenang Indonesia Movie Award 2009:
Nominasi Pemeran Utama Pria Terbaik:
* Ikranagara (LASKAR PELANGI)
* Lukman Sardi (PENCARIAN TERAKHIR)
* Nicholas Saputra (3 DOA 3 CINTA)
* Sophan Sophian (LOVE)
* Winky Wirawan (GARA-GARA BOLA)
Nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik:
* Cut Mini (LASKAR PELANGI)
* Ladya Cheryl (FIKSI)
* Revalina S Temat (PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN)
* Richa Novisha (Pencarian Terakhir)
* Widyawati (LOVE)
Nominasi Pemeran Pembantu Pria Terbaik:
* Ario Bayu (LASKAR PELANGI)
* Joshua Pandelaky (PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN)
* Lukman Sardi (KAWIN KONTRAK LAGI)
* Rifnu Rafika (KAWIN KONTRAK LAGI)
* Yoga Pratama (3 DOA 3 CINTA)
Nominasi Pemeran Pembantu Wanita Terbaik:
* Asri Pramawaty (SUAMI-SUAMI TAKUT ISTRI)
* Kinaryosih (FIKSI)
* Nasya Abigail (PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN)
* Sarah Sechan (SI JAGO MERAH)
* Sigi Wimala (KALAU CINTA JANGAN CENGENG)
Nominasi Pendatang Baru Wanita Terbaik:
* Jeny Chang (KARMA)
* Laura Basuki (GARA-GARA BOLA)
* Sharon Jessica (CHIKA)
Nominasi Pemeran Utama Pria Tervaforit:
* Ikranagara (LASKAR PELANGI)
* Lukman Sardi (PENCARIAN TERAKHIR)
* Nicholas Saputra (3 DOA 3 CINTA)
* Sophan Sophian (LOVE)
* Winky Wirawan (GARA-GARA BOLA)
Nominasi Pemeran Utama Wanita Terfavorit:
* Cut Mini (LASKAR PELANGI)
* Ladya Cheryl (FIKSI)
* Revalina S Temat (PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN)
* Richa Novisha (Pencarian Terakhir)
* Widyawati (LOVE)
Nominasi Pemeran Pembantu Pria Terfavorit:
* Ario Bayu (LASKAR PELANGI)
* Joshua Pandelaky (PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN)
* Lukman Sardi (KAWIN KONTRAK LAGI)
* Rifnu Rafika (KAWIN KONTRAK LAGI)
* Yoga Pratama (3 DOA 3 CINTA)
Nominasi Pemeran Pembantu Wanita Terfavorit:
* Asri Pramawaty (SUAMI-SUAMI TAKUT ISTRI)
* Kinaryosih (FIKSI)
* Nasya Abigail (PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN)
* Sarah Sechan (SI JAGO MERAH)
* Sigi Wimala (KALAU CINTA JANGAN CENGENG)
Nominasi Soundtrack Terfavorit:
* Ayat-ayat Cinta (Rossa)
* Laskar Pelangi (Nidji)
* Kesempatan Kedua (Tangga)
* Sempurna (Gita Gutawa)
* I Love U Bibeh (The Changcuters)
Nominasi Film Terfavorit:
* 3 DOA 3 CINTA
* AYAT-AYAT CINTA
* FIKSI
* GARA-GARA BOLA
* KALAU CINTA JANGAN CENGENG
* LASKAR PELANGI
* LOVE
* PENCARIAN TERAKHIR
* PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN
update daftar pemenang Indonesian Movie Awards 2009
Hasil Penilaian Juri
1. Pemeran Utama Pria Terbaik, Ikranagara (Laskar Pelangi)2. Pemeran Utama Wanita Terbaik, Cut Mini (Laskar Pelangi)3. Pemeran Pembantu Pria Terbaik, Lukman Sardi (Kawin Kontrak Lagi)4. Pemeran Pembantu Wanita Terbaik, Nasya Abigail (Perempuan Berkalung Sorban)5. Pendatang Baru Pria Terbaik, Judika (Si Jago Merah)6. Pendatang Baru Wanita Terbaik, Laura Basuki (Gara-gara Bola)
Hasil voting sms1. Pemeran Utama Pria Terfavorit, Sophan Sophian (Love)2. Pemeran Utama Wanita terfavorit, Revalina S Temat (Perempuan Berkalung Sorban)3. Pendatang Baru Pria Terfavorit, Zulfani (Laskar Pelangi)4. Pendatang Baru Wanita Terfavorit, Laura Basuki (Gara-gara Bola)5. Soundtrack Terfavorit, Laskar Pelangi (Nidji)6. Film terfavorit, Laskar Pelangi

Selasa, 23 Juni 2009

Film-film Baru yang Beredar di Bioskop
Di post Mar 15, 2009


Santai sejenak di akhir minggu untuk melihat film-film baru apa saja yang sedang beredar di bioskop-bioskop Indonesia.


Feel The Noise
Saat kehidupan di selatan Bronx bagi Rob (Omarion Grandberry) terlalu menyesakkan, ia memutuskan pergi ke Puerto Rico. Setelah Jovi, pria yang ia anggap adik, memperkenalkannya pada irama Reggaeton, keduanya menemukan musik dan gerakan yang tidak biasa. Namun untuk memperkenalkan temuan mereka ini keseluruh dunia, dapatkah mereka melewati semua tantangan dan kembali ke New York.



Rogue
Dipandu oleh seorang pemandu local cantik (Radha Mitchell) dan seorang penulis Amerika (Michael Vartan), bersama turis lainnya terjebak dalam petualangan berbuntut tragis. Dalam penantian sia-sia berharap diselamatkan, terror bermunculan tanpa henti….





Whisper
Seorang anak laki-laki muda diculik oleh tiga orang temannya. Setelah terjadi serangkaian peristiwa aneh, mereka menyadari bahwa teman yang mereka culik lebih kejam dari yang mereka duga.





Terowongan Rumah Sakit
Dua minggu sudah Dinar dirawat dirumah sakit atas saran orangtuanya karena asthma, dan selama itu pula dia dihantui kejadian-kejadian janggal dan menyeramkan. Dinar semakin sedih karena kedua orang tuanya tidak pernah muncul menjenguk. Ayahnya sibuk di luar negeri dan ibunya malas menjenguk.

Hanya Akila dan Bimo yang setia menemani hari-hari sepi Dinar. Tapi itu pun tidak berlangsung lama. Mereka kerap melihat sosok wanita berambut panjang dengan sorot mata tajam sedang memeluk dan menindih tubuh Dinar. Kejadian itu membuat Akila dan Bimo shock dan enggan menemani Dinar lagi. Arwah perempuan seram itu sangat mirip dengan gambaran wanita misterius yang sering Dinar ceritakan kepada Bimo dan Akila. Tadinya mereka tidak menghiraukan cerita Dinar tentang penampakan wanita muda misterius di Terowongan Rumah Sakit itu. Tapi kini, Dinar, Bimo dan Akila mulai berfikir tentang apa sebenarnya yang terjadi? Dan siapa arwah perempuan itu? Mengapa arwah itu selalu mendekap Dinar tatkala malam tiba? Adakah ini semua berkait dengan kedua orang tua Dinar yang mengirim Dinar ke rumah sakit itu namun enggan datang menjenguk? Akankah kesunyian Terowongan Rumah Sakit nan pekat mampu menjawab semua kengerian Dinar?

Jermal
Jaya (12) yang kehilangan ibunya, diantar menemui satu-satunya anggota keluarganya yang masih hidup, yaitu ayahnya, Johar (48). Johar bekerja di sebuah jermal, tempat penjaringan ikan yang dibangun di atas tonggak-tonggak kayu di tengah lautan. Jermal tersebut terpencil dan sulit dijangkau. Di tempat itu, kerja buruh kasar dan keterasingan adalah kenyataan sehari-hari. Johar dibayangi masa lalu kelam yang membuatnya tak bisa kembali ke daratan sejak 12 tahun silam.

Peristiwa itu mengakibatkan Johar pasti ditahan polisi bila kembali ke daratan. Ketika Jaya tiba di jermal, ia langsung ditolak Johar yang tidak pernah tahu bahwa ia mempunyai seorang putra. Sadar sepenuhnya bahwa ia tak mungkin kembali ke daratan untuk mengantar si bocah, Johar pun terpaksa menerima Jaya bekerja di jermal tersebut. Petemuan ini jelas menimbulkan situasi yang serba asing. Hubungan orang tua-anak yang tidak diketahui keberadaannya oleh mereka berdua.
Nasib Film Indonesia di Bioskop Indonesia
Oleh : Ruslan Andy Chandra

11-Mar-2008, 08:11:54 WIB - [www.kabarindonesia.com]

KabarIndonesia - Memasuki sepuluh tahun era reformasi Indonesia,ternyata perkembangandunia perfilman Indonesiabak jalan di tempat. Banyak masalah harus dibenahi, misalnya persaingan usahayang tidak sehat di antara pengusaha bioskop; kreativitas sutradara, produser,penulis skenario, artis dan aktor Indonesia belum benar-benar mendapatkan ruangkebebasan; tidak adanya kewajiban menayangkan film Indonesia di bioskop Indonesia; serta minimnya digitalisasi produksi film Indonesia.

Di zaman yang serba terbuka, kerjasama antara produser film nasional dengan perusahaan bioskop dalam hal penayangan film masih belum terbuka. Produser film susah mendapatkan jaminan agar film mereka bisa ditayangkan di sebuah bioskop lebih dari 4 hari –apalagi jika minat penonton terhadap film tersebut rendah.

Produser film juga diminta menayangkan film di jaringanbioskop tertentu saja, sehingga berdampak mengurangi pendapatan mereka. Selamatahun 2007 beredar 78 judul film, namunhanya satu jaringan bioskop yang menayangkan semua film-film tersebut.

Sementara itu, revolusi digital yang sudah lama terjadi dijagat sinema, belum menyentuh wilayah konsumsi di Indonesia.Fenomena digital baru berlangsung di tingkat produksi. Produser sudah merasakan manfaat ekonomiskehadiran teknologi video digital, sedangkan penonton belum mendapatkan manfaatekonomis tersebut. Penyebabnya karena tak semua bioskop bisa menayangkanproduski digital.

Padahal, digitalisasi film akan membuka kesempatan yang luas bagi produser untuk memproduksi film karena biayanya yang murah. Penonton pun bakal mendapat banyak pilihan jenis, genre, tema, cerita, bahkan dapat menikmati film eksperimental dan art film.

Nah, untuk mendiskusikan beberapa soal mengenai film Indonesiayang belum menjadi “Raja di Negeri Sendiri” –apalagi di negeri tetangga, maka PWIR Korda Jakarta mengundang anda untuk berpartisipasi aktif dalam Diskusi “Nasib Film Indonesia di Bioskop Indonesia” yang diselenggarakan hari Rabu, 12 Maret 2008 bertempat di Jakarta Media Center (JMC), Kebon Sirih, Jakarta.

Keynote Speaker Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI Jero Wacik
Pembicara M Iqbal, Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Nia Dinata, Pelaku Film Budi Irawanto, Pengamat Film dari Fisip UGM Angelina Sondakh, Komisi X DPR RI.

Demikian informasi yang diterima dari Ketua PWIR Korda DKI Jakarta Asep R Iskandar dan Sekretarisnya Syahdan Nurdin.

Sumber image:jahmada.wordpress.com

Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com
Berita besar hari ini...!!!Kunjungisegera: http://www.kabarindonesia.com/

Pameran Film

Sejarah Bioskop Indonesia
1-31 Maret 2009
Sepanjang bulan Maret 2009, Kineforum dan Jurnal Karbon mengadakan Pameran Sejarah Bioskop Indonesia untuk yang kedua kalinya, setelah yang pertama diselenggarakan pada Maret 2008. Pameran ini adalah satu dari rangkaian acara Sejarah adalah Sekarang 3 – Bulan Film Nasional 2009 yang diadakan oleh Kineforum Dewan Kesenian Jakarta. Selain pameran, selama satu bulan penuh diputar berbagai program film Indonesia secara gratis, juga diadakan "Publik untuk Ruang Publik", sebuah acara penggalangan dana bagi Kineforum, yang kali ini diramaikan pertunjukan musik oleh band Sore, Efek Rumah Kaca, dan Kunokini.

Pameran Sejarah Bioskop Indonesia menampilkan secara singkat sejarah panjang bioskop Indonesia sejak 1900 sampai 2009. Berlangsung di dua tempat sekaligus, yaitu di Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki dan Komunitas Salihara, pameran ini menampilkan rangkaian teks, foto, poster, serta komentar-komentar penonton pameran tahun sebelumnya tentang bioskop; semuanya dalam bentuk presentasi yang baru dengan tambahan sejumlah data-data baru. Khusus di komunitas Salihara, pameran diadakan dengan menanggapi sejumlah ruang luar dan ruang dalam arsitektur Salihara. Teks dan foto menempel pada panel, dinding luar, dinding kafe, koridor gedung teater, hingga dinding toilet.

Kedua pameran dalam dua tahun ini, adalah pameran pertama tentang sejarah bioskop Indonesia. Data-data yang ditampilkan saat ini lebih bertujuan untuk membuka kaitan antarkejadian penting yang berhubungan erat dengan jatuh-bangun bioskop Indonesia. Bioskop, yang ternyata memiliki banyak wajah: dari hanya sebuah rumah biasa, arsitektur megah pada zamannya, menjadi gedung tua yang dihancurkan atau berganti fungsi, retail dalam mal, hingga sebuah ruang pemutaran mungil. Jika sekarang bioskop menempel di mal, dulu bioskop ditemani taman hiburan, bersaing dengan wayang orang ataupun komedi stambul, bahkan sampai mengadakan pertandingan tinju untuk menarik penonton—masa ketika televisi, VCD, maupun DVD belum lagi ada sebagai saingan tontonan. Bioskop juga pernah menjadi saksi bisu bagaimana masyarakat dipilah berdasarkan ras dan kelas, impor film ditukar dengan ekspor tekstil, distribusi film dimonopoli, atau film nasional yang hanya bisa diputar di bioskop kelas bawah. Bioskop telah memutar banyak hal, dari film sebagai berita, propaganda, hiburan, hingga film sebagai ekspresi dan kritik artistik. Kini, bioskop tak hanya menjadi tempat menonton, namun juga ruang diskusi. Setelah lebih dari 100 tahun, sejarah bioskop menemani dan merekam erat sejarah masyarakat dan kotanya.

Sejarah adalah sekarang, seperti tema acara ini, adalah usaha merekam apa yang bisa kita temukan sekarang mengenai sejarah, sebelum itu dilupakan dan seakan tak pernah terjadi. Banyak film-film Indonesia yang tak bisa ditemukan oleh Kineforum melalui rekan kerjanya, Sinematek Indonesia yang berada dalam kondisi mengenaskan; tanpa dukungan dana dan sistem kerja yang baik. Kita tak memiliki arsip film nasional yang layak, yang membuat kita bisa menyaksikan kembali bagaimana masa lalu Indonesia melalui film-filmnya. Hal ini terjadi pula pada bioskop. Banyak bioskop berganti nama, beralih fungsi, dirobohkan, tanpa pernah kita tahu kapan itu semua terjadi, baik melalui foto dan berita, termasuk buku hasil penelitian tentang bioskop yang sangat langka, dan sekalipun ada, sulit dijangkau oleh kalangan luas. Saat ini, setidaknya sejarah itu bisa diungkapkan perlahan-lahan, melalui pameran yang memang direncanakan untuk terus berkembang dengan penelitian selanjutnya yang akan menghasilkan data-data baru. Sehingga kita bisa tahu, bagaimana kenyataan perjalanan bioskop yang selama ini telah mempertemukan film dan penonton, antara hasil rekaman kenyataan masyarakat dengan masyarakat yang direkamnya, dalam satu ruang. Pameran ini bertujuan membuka informasi tersebut, sembari mengajak pengunjung dan sejumlah pihak yang peduli, baik melalui dukungan data ataupun dana, untuk membenahi sejarah kita. Sehingga bioskop tak hanya menjadi tempat meraup keuntungan belaka. Sebelum suatu saat bioskop saat ini bisa bangkrut kembali jika tak mengetahui sejarah yang mendirikannya. Sebelum kita kehilangan terlalu banyak ingatan yang seharusnya menghidupi kita di masa depan. Pameran Sejarah Bioskop Indonesia ini berusaha merekamnya, sekarang.


Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki
Jl. Cikini Raya No. 73, Menteng, Jakarta Pusat

Komunitas Salihara
Jl. Salihara No.16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan

1-31 Maret 2009